( (a) arah arus listrik dan (b) arah gerak elektron
Gambar di atas (a) memperlihatkan bahwa benda A dan B bermuatan
positif. Benda A kekurangan banyak
elektron, sedangkan benda B kekurangan sedikit elektron. Dikatakan, benda A
memiliki potensial tinggi, sedangkan
benda B memiliki potensial rendah.
Untuk gambar (b), benda A dan benda
B bermuatan negatif. Benda B lebih banyak kelebihan elektron daripada benda A.
dikatakan potensial benda B lebih rendah daripada benda A. jika A dan B dihubungkan
dengan penghantar, elektron mengalir dari B ke A. Elektron mengalir dari
tempat yang potensialnya rendah ke tempat potensialnya tinggi.
Selama
elektron mengalir, di dalam penghantar terjadi arus listrik. Jadi, arus
listrik adalah aliran elektron atau muatan negatif. Andaikan muatan positif
dapat mengalir maka muatan positif mengalir dari tempat yang potensialnya
tinggi ke tempat potensialnya rendah.
Sebelum mengenal elektron, para ahli
beranggapan bahwa arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial
rendah. Oleh karena itu, sekarang disepakati bahwa arus listrik adalah arah
aliran muatan positif, yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah.
1.
Proses terjadinya arus listrik
Pada
pembahasan sebelumnya telah disinggung potensial tinggi dan potensial rendah.
Apakah potensial listrik itu ?
Potensial
listrik disebut juga tegangan listrik atau tekanan listrik, yaitu usaha yang
diperlukan untuk memindahkan matan listrik positif. Hal ini dapat disamakan
seperti tekanan yang menyebabkan aliran air. Untuk memahaminya, coba kita
lakukan kegiatan berikut :
a. Kita
siapkan alat dan bahan diantaranya :
-
Bejana
berlubang dibuat dari bekas botol plastik air minum 2 buah
-
Air
b. Jika
alat dan bahan telah siap, maka langkah kerja yang kita lakukan adalah sebagai
berikut :
-
Kita
siapkan dua bejana dengan diberi label A dan B
-
Kita
tutup kedua lubang dengan penyumbat
-
Kita
isi bejana A dengan 400 mL air (2 gelas), dan bejana B dengan 200 mL air
- Kita
buka kedua penyumbat secara bersamaan. Kira-kira pada bejana mana air
memancar
paling kuat ? Mengapa demikian ?
tekanan air pada bejana A lebih besar daripada bejana B ?
- Apa yang dapat kita simpulkan dari percobaan di atas ?
Pada kegiatan percobaan diatas, dari bejana A air lebih kuat daripada
bejana B. Hal ini disebabkan tekanan air di A besar atau potensialnya besar,
sedangkan pada bejana B tekanannya kecil atau potensialnya kecil. Kita ulangi
kegiatan itu, tetapi kedua bejana dihubungkan dengan selang plastik kecil
(gambar a di bawah ini).
Gambar kiri : Air mengalir dari A ke B dan Gambar kanan : Pompa air, menjaga
dan berhenti setelah tekanannya sama agar tekanan A selalu lebih besar dari-
pada B
Air
mengalir dari bejana A ke bejana B akan berhenti apabila tinggi permukaan air
pada bejana A dan B sama atau potensialnya sama. Agar air dapat mengalir
terus-menerus, harus dipasang sebuah pompa untuk memindahkan air dari bejana B
ke bejana A. Kita perhatikan gambar (b) !
Arus listrik dapat digambarkan sebagai
aliran air, seperti kegiatan percobaan kedua. Jadi dapat dinyatakan bahwa :
-
Arus listrik
mengalir jika ada beda potensial
-
Arus listrik
mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah
Arus listrik akan berhenti mengalir apabila tidak ada lagi
perbedaan potensial listrik. Pada rangkaian listrik, alat yang berfungsi
seperti pompa air, yaitu mengalirkan arus listrik secara terus-menerus disebut sumber
tegangan.
Sumber tegangan berfungsi memindahkan muatan listrik dari potensial
rendah ke potensial tinggi. Di dalam rangkaian listrik, sumber tegangan menjaga
agar potensial ujung penghantar yang satu selalu lebih tinggi daripada
potensial ujung penghantar yang lain. Dengan demikian, muatan listrik tetap
dapat mengalir.
2. Kuat
arus
Kuat
arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui penampang
suatu penghantar setiap sekon. Alat untuk mengukur kuat arus adalah amperemeter.
Ciri sebuah amperemeter ialah adanya huruf A pada daftar skala alat itu
(seperti gambar di bawah).
(a) amperemeter biasa, (b) amperemeter digital, dan
(c) penunjukan skala pada amperemeter
Cara
pemakaiannya, amperemeter dipasang seri dalam suatu rangkaian. Dalam skema
rangkaian listrik, amperemeter dilambangkan :
A
|
Petunjuk penggunaan
amperemeter
Untuk menghindari kesalahan dalam melakukan pengukuran kuat arus
dengan menggunakan amperemeter, kita perhatikan petunjuk berikut : - Kita hubungkan
terminal-terminal amperemeter dengan polaritas yang benar. Terminal negatif
dihubungkan dengan negatif sumber, terminal positif dihubungkan dengan positif
sumber
2 - Kabel pengujian
merah biasanya digunakan untuk kutub positif, kabel hitam atau biru untuk kutub
negatif
- Kita gunakan
kisaran atau batas ukur yang sesuai atau lebih tinggi. Misalnya, untuk mengukur
kuat
arus 65 mA digunakan amperemeter dengan kisaran 100 mA
Pada
gambar di atas (b) menunjukkan amperemeter dengan batas ukur 100 mA. Jarum menunjukkan
skala yang lebih kecil untuk mengetahui besar kuat arus dalam rangkaian secara
lebi teliti.
Seringkali
amperemeter tidak tersedia di laboratorium sekolah. Karena itu, amperemeter
dapat dibuat dengan cara merangkai shunt dan basicmeter.
Bagaimana cara pembacaan skalanya ? Untuk mengetahuinya, kita perhatikan gambar
berikut :
Rangkaian sunt dan basicmeter, (a) susunan rangkaian,
(b) contoh penunjukan skala
Pada basicmeter
terdapat dua deret skala, yaitu :
-5 0 10 20 30
40 50 atau skala -5 -50
-10 20 40 60 80
100 atau skala -10 -100
Pada gambar rangkaian shunt dan basicmeter (b), jarum menunjuk 30
pada skala -10 -100 atau 15 pada skala -5 -50. Pemilihan skala yang akan dibaca
harus disesuaikan dengan batas ukur yang digunakan. Misalnya, amperemeter
dengan batas ukur 1 A menggunakan skala -10 -100. Hasil pengukurannya adalah :
Apabila batas ukur amperemeter 5 A, skala yang digunakan -5 -50.
Hasil pengukurannya adalah :
Apabila
melalui penampang suatu penghantar, selama t detik mengalir muatan listrik
sebanyak Q coulomb, maka kuat arusnya (I) dapat dihitung dengan persamaan :
I = Q / t
Keterangan
:
Q = muatan listrik, satuannya coulomb (C)
t = waktu, satuannya sekon (s)
I = kuat arus listrik, satuannya
coulomb/sekon atau ampere (A)
Contoh
soal :
1. Dengan melalui
sepotong kawat penghantar, dalam waktu 1 menit muatan listrik mengalir sebanyak
300 coulomb. Berapa ampere kuat arus yang mengalir melalui penghantar itu ?
Penyelesaian :
Diketahui : t = 1 menit = 60 sekon
Q = 300 C
Ditanyakan : I = …. ?
Jawab :
I = Q / t = (300 C) / (60 s) = 5 C/s = 5 A
2. Dalam waktu 3
menit, pada sepotong kawat penghantar mengalir arus sebesar 20 A. Berapa
coulomb muatan listrik yang dipindahkan dalam penghantar itu ?
Penyelesaian :
Diketahui : t = 3 menit = 180 s
I = 20
A
Ditanyakan : Q =
… ?
Jawab :
I = Q / t
Q = I x t
Q = (20 A) x
(180 s)
Q = 3600 C
1 Response to ARUS LISTRIK
wawwww bagus juga,,
Posting Komentar