FISIKA, SIAPA TAKUT

Pelajaran sains yang satu ini bia sa di kenal dengan ‘mbahnya’ pelajaran di sekolah, bahkan ada yang menyebutnya momok. Padahal semua bidang studi adalah sama, bergantung bagaimana kita sebagai murid menyikapi hal tersebut. Fisika, memang salah satu pelajaran yang banyak ditakuti siswa karena berbagai alasan, mulai dari sulit untuk dipahami, susah mengerjakan soal-soalnya, terlalu banyak rumus yang harus dihafalkan, dan sebagainya. Itulah mengapa siswa seringkali mengacuhkan pelajaran-pelajaran fisika dan sejenisnya. Sehingga dikarenakan perasaan inilah, oleh siswa yang terkadang dijadikan acuan untuk tidak menyenangi guru yang mengajarkan pelajaran tersebut. Guru pun seakan ikut arus terhadap apa yang terjadi dalam suatu proses pembelajaran, pembelajaran menjadi kacau dan tidak terkendalikan dengan baik. Kompetensi yang seharusnya dicapai oleh para siswa untuk dijadikan tolok ukur dalam pencapaian standar ketuntasan belajar.
    Fisika tidak sesulit yang kita bayangkan, kemampuan dasar pelajaran ini telah diajarkan semenjak kita duduk di bangku sekolah dasar, yang sekarang lebih dikenal dengan pelajaran sains, karena sains terdapat tiga komponen pembelajaran yaitu biologi, kimia, dan fisika. Kecenderungan para siswa untuk menyukai pelajaran ini, didasarkan pada beberapa hal keadaan, diantaranya :
1.    lingkungan belajar. Pertambahan semangat belajar terhadap pelajaran ini didukung dengan lingkungan yang kondusif, strategis, dan menyenangkan dengan disertai audio visual yang interaktif, menambah tingkat pencapaian kompetensi terhadap ketuntasan belajar akan meningkat. Pelajaran sains sangat membutuhkan hal ini, terutama audio visual yang baik, sehingga siswa dapat belajar secara interaktif dan menyenangkan. Terutama pelajaran fisika, karena dengan ini dapat mempermudah pemahaman terhadap suatu konsep fisika.
2.    Metode pembelajaran. Banyak terdapat metode pembelajaran yang dikenal, harus disesuaikan dengan keadaan di dalam kelas. Salah satu contoh, materi pemuaian dalam fisika, jika hanya mengandalkan metode ceramah saja, tentu saja siswa akan bosan dan cepat lelah, menyebabkan keadaan kelas tidak menyenangkan untuk belajar. Tetapi jika dikemas dalam sebuah praktikum yaitu dengan mengamati pemuaian panjang suatu benda dengan alat Musschenbroek tentu akan berbeda, dimana siswa mengamati, melakukan dan menganalisis, serta membuat suatu kesimpulan. Semakin membuat mengerti siswa akan konsep pemuaian tersebut.
3.    Komunikasi dua arah. Ini salah satu hal penting yang harus dan wajib diciptakan oleh seorang pendidik atau guru. Guru sebagai jembatan antara ilmu dan audiens yaitu siswa, harus mampu membawa siswa mengerti, memahami, dan menerapkan apa yang telah diajarkan dan dipelajari oleh pendidik dan siswa didik. Pentingnya komunukasi guru dan siswa untuk membangun ketertarikan dan keharmonisan dan pelaksanaan KBM (kegiatan belajar mengajar) sehingga pencapaian ketuntansan belajar fisika dapat tercapai.
Dalam mempelajari pelajaran fisika memerlukan nalar dan pengertian yang baik dan maksimal. Membuat senang diri dalam belajar, sebagai siswa menghargai guru, sebagai guru mengerti akan kesulitan siswanya, maka akan menciptakan pembelajaran yang aktif, kondusif, dan menyenangkan. Fisika bukan hal yang menyeramkan lagi atau sebagai momok yang perlu ditakuti. Dengan semua situasi dan kondisi di atas, belajar fisika akan lebih mudah dan tentu menyenangkan. karena belajar senang, otak jadi segar, kompetensi belajar pun tertuntaskan.

No Response to "FISIKA, SIAPA TAKUT"

Posting Komentar