Cara Menjadi Ibu Penyabar dalam 24 Jam

             


            Kita biasa mengahdapi masalah yang komleks. Walau kita mencoba 10.000 metode yang berbeda -  beda, mencari solusi yang tepat untuk membantu kita dapat lebih sabar dalam menghadapi anak-anak kita. Namun benarkah kita benar – benar bersabar ? Sebagian besar dari kita mengalami frustasi, namun janganlah risau dan bimbang pastilah ada solusi yang baik dan sederhana dapat dilakukan.

            Lima langkah kecil di bawah ini dapat kita coba dan akan membuka mata kita dalam melatih lebih sabar dalam menghadapi anak – anak tercinta kita. Simak informasi berikut ini. Kita dapat mencoba cara sederhana berikut dalam latihan sabar dalam 24 jam , patut anda coba.

1.      Cobalah untuk istirahat cukup selama 7 sampai 8 jam

            Terutama bagi kita yang memiliki anak usia balita merupakan hal yang wajar ketika kita mengalami kelelahan yang sangat, sehingga berusaha untuk tidur cukup dan berkualitas adalah hal yang wajib untuk kita dalam menghasilkan kinerja fisik dan pikiran yang sehat.

            Tidur yang baik akan memberikan kita tingkat emosional dan fisik yang berkualitas. Banyak dari para ibu yang kurang tidur dikarenakan alasan yang tidak bermutu, seperti berfacebook ria, membaca blog, nonton televise, ber-twitter ria, dan sebagainya, sehingga tubuh tidak mendapatkan asupan istirahat yang cukup.   

            Alasan seperti, kita sebagai seorang ibu butuh relaksasi dan bersantai, misalnya dengan begadang sampai larut malam, dan hanya akan menyebabkan kelelahan dan marah – marah di hari esoknya. Pada dasarnya ketika kita pada jam istirahat, namun masih memaksakan diri untuk beraktivitas missal di malam hari (merupakan jam istirahat normal), itu artinya kita telah melakukan ‘perampokan’ diri dan energi, kesabaran, serta sukacita kita sendiri yang sedia kala kita gunakan untuk aktivitas hari berikutnya.
2.      Biasakan diri untuk minum air putih sebanyak 6 sampai 8 gelas setiap harinya

            Ketika tubuh kekurangan cairan maka akan mengalami dehidrasi, dan itu merupakan faktor besar yang menyebabkan rasa marah yang meledak – ledak.

3.      Jadilah seperti tembok Jello

            Menjadi dewasa dengan hanya mengandalkan emosional kita, maka akan semakin mempersulit cara berfikir dan bertindak kita. So, coba bayangkan ketika anak – anak kita memiliki orang tua yang hanya bisanya emosional saja, tentu akan sangat berpengaruh dalam perkembangan mereka.

            Ketika kita merespon anak – anak dengan respon yang buruk (dengan kemarahan, frustasi, kasar, dan jengkel) maka akan menciptakan dunia batu bagi mereka. Anak – anak kita butuh stabilitas, mereka membutuhkan proses pembelajaran emosional yang baik dan matang melalui teladan kita, sehingga mereka akan memiliki responsif yang baik dan sempurna dalam proses hidup mereka, tidak seperti ketika kita mencontohkan keburukan maka saat kita menginginkan kebaikan pada mereka, mereka bagaikan bola ping pong yang tidak terkendali karena tidak dapat menampilkan proses emosional yang baik dan berkembang, karena kita sebagai teladan memberikan contoh yang tidak baik.

            Sebagaimana firman Allah SWT, ‘Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar’, (Ali Imran : 146). ‘Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas’, (Az-Zumar : 10). Ketika kita frustasi dan marah dalam mengahadapi anak – anak, maka mereka tidak akan pernah dapat merespon kebenaran yang kita sampaikan. Yang ada hanya bahwa kita telah menjadikan diri kita pribadi yang ‘gila’. Menjadi diri seperti Jello, menyerap emosi dan frustasi mereka, menyaring diri mereka melalui doa. Respon dengan cinta, dan memberikan mereka ketenangan akan baik dalam perkembangan mereka.

4.      Jadikan diri anda ada dalam berbagai keadaan dan kesempatan, jangan multitask

            Seringkali akar dari ketidaksabaran kita adalah karena ‘ketidak adanya’ hal. Sehingga membuat kita terganggu dalam melakukan hal – hal yang berhubungan dengan aktivitas anak – anak kita. Seharusnya menjadi seorang ibu harus kreatif dan multitalenta, semua sudah ada dan siap dalam benak kita ketika anak membutuhkan suatu hak sekecil apapun. Fokuskan diri ketika anak – anak memerlukan kita hari ini, jadilah hal dan benda yang tidak ada, menjadi ‘semuanya ada’ untuk anak – anak kita.

5.      Mulai 15 menit lebih awal

            Sebagian besar ujian kesabaran kita seorang ibu adalah ketika kita mencoba untuk melakukan transisi diri dari ‘diri satu’ ke ‘diri 2’, maka cukupkan waktu untuk merubahnya, lakukan 15 menit lebih awal sebelum anak – anak berinteraksi dengan kita lagi. Mulai dari tempat tidur, ke sekolah, pekerjaan rumah tangga, sampai tidur kembali.

            Sederhana memang namun ketika kita tidak siap akan transisi ini, maka amarah, jengkel, frustasi lah yang akan diterima oleh anak – anak dalam respon mereka.


            Cobalah dan tantang diri kita apakah bisa melakukan langkah kecil ini, sederhana dan mudah, namun tidak gampang dilakukan dalam keseharian. Selamat menjemput kebarokah hari ini dengan keluarga dan anak – anak tercinta. 

No Response to "Cara Menjadi Ibu Penyabar dalam 24 Jam"

Posting Komentar